الأربعاء، 12 يونيو 2013

Bangganya menjadi diri sendiri



“aku harus beli semua baju-baju model terbaru itu, bagai manapun caranya ayah ku harus membelikan apa yang aku mau!,” Alya masih saja mengucapkan kata-kata yang sama setiap kali hangout ke mall bersama kinan yang merupakan sahabatnya di SMA. Namun, setiap kali Kinan menasehati, Alya semakin tidak memperdulikan ucapan temannya, ia ingin selalu terlihat sempurna bahkan bisa mengalahkan kecantikan andien yang ia anggap sebagai musuhnya.
                “Alya, kamu itu udah cantik jadi kamu gak perlu selalu beli baju-baju baru setiap minggunya cukup kamu memiliki sikap baik,sopan,ramah dan pintar  pasti banyak pria yang deketin kamu,” Kinan masih saja menasehatinya.
                “kinan, kamu tuh ya, selalu saja membicarakan hal yang sama setiap kali aku minta kamu temani aku berbelanja, kamu tuh gak akan ngerti gimana rasanya di nomer dua kan di sekolah dan kamu tuh gak ngerti gimana rasanya para pria di sekolah selalu saja memuji-muji si Andien itu. Jadi kamu stop ngomel-ngomel terus, emangnya kamu gak cape ya?,”  Alya berusaha menghentikan nasihat dari kinan dan melanjutkan memilih-milih baju yang akan dia beli.
                Alya dulunya merupakan siswi yang sangat berprestasi di sekolahnya dan ia memiliki pacar yang bernama Rio yang merupakan kapten basket disekolahnya, Rio adalah penyemangat alya disekolah. Alya dan Rio merupakan pasangan kekasih yang terlihat sempurna. Hampir setiap hari, dimana Alya berada Rio selalu disampingnya. Namun keadaan berubah setelah Rio tiba-tiba memutuskan Alya dan memilih berpacaran dengan Andien gadis cantik yang merupakan sahabatnya diwaktu kecil.
                Hari -hari alya menjadi suram Rio kini bukan sebagai penyemangatnya melainkan sebagai seseorang yang telah membuatnya hancur. Kebersamaa Rio dengan Andien setiap harinya membuat Alya menjadi sosok yang pendiam dan lebih memilih untuk menyendiri, Tapi selalu ada Kinan yang setia menemani sahabatnya dikala susah ataupun senang. Alya selalu memendam apa yang ia rasakan seorang diri. Hingga suaru hari ia memutuskan untuk bangkit dari keterpurukan dengan cara yang salah, ia ingin membalaskan rasa sakit hatinya kepada Rio, ia ingin Rio menyesal telah meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
                “alya, kamu mau sampai kapan sih kaya gini?,” Tanya kinan saat perjalan pulang ke rumah dengan menaiki taksi.
                “sampai Rio menyesalin semua yang udah dia lakuin ke aku, biar Rio tau aku bisa ko jadi cewe tercantik dan terpopuler disekolah bahkan aku bisa lebih cantik dari pacar barunya,” Jawab Alya kepada kinan.
                “tapi al, gak begini caranya biar Rio menyesali perbuatannya, aku kangen alya yang dulu yang selalu jadi cewe yang ramah dan berprestasi pula disekolah, liat al akhir-akhir ini prestasi kamu disekolah turun drastis,”  Kinan berusaha menyadarkan sahabatnya itu.
                “kinan, kamu itu sahabat aku yang paling baik dan aku tau kamu pasti bisa jadi sabahat yang bisa ngertiin aku, jadi aku mohon biar aku lakukan apa yang aku mau keputusan aku untuk tampil beda sudah bulat  dan aku mau kamu cukup mendukung apa yang aku lakukan, ok kinan sayang,” Alya masih saja keras kepala.
                “ahhh yasudahlah, semoga kamu gak salah jalan ya al,” Kinan merasa sahabatnya ini memang benar-benar keras kepala.
                Sesampainya dirumah alya diperkenalkan oleh ibunya dengan seorang perempuan sebaya dengannya tetapi memiliki kekurangan, perempuan ini buta.
                “Alya, sini nak coba liat siapa yang datang bertamu kerumah kita, ini novi teman kamu sewaktu kecil, dulu kalian sering main bersama-sama dan juga bersama Andien,”  Ibunya berusaha mengingatkan kenangannya semasa kecil.
                “oh iya bu aku ingat, kamu novi yang dulu sering menginap dirumahku kan? ,” Alya berusaha mengingat masa kecilnya.
                “iya betul, kamu masih mengingat aku al,” Novi meyakinkan alya.
                “kalian ngobrol-ngobrol saja dulu ya, ibu tinggal ke dapur,” Ibu alya meninggalkan alya berdua dengan novi agar mereka lebih merasa nyaman untuk bercerita masa kecilnya.
Sebenarya masa kecil alya sama seperti masa kecil anak-anak pada umumnya yang selalu dihiasi keceriaan dan juga persahabatan. Masa kecil alya, novi, andien sangat menyenangkan mereka selalu bersama-sama bahkan terkadang baju yang mereka kenakan ingin terlihat sama satu sama lain. Saat menginjak usia 6 tahun novi pindah rumah dan tidak pernah berkomunikasi dengan sahabatnya itu.
                “iya nov aku ingat kamu, kamu apa kabar nov? Maaf aku boleh bertanya?”. Alya berusaha menanyakan hal yang membuatnya penasaran.
                “kabar ku baik al, kamu mau nanya apa?”. Novi dengan senang hati menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan sahabat semasa kecilnya itu.
                “kamu sekarang sekolah dimana, kenapa kamu jadi buta seperti ini? Kamu tidak sedih karna tidak bisa melihat orang-orang disekelilingmu?”. Dengan hati sedih alya bertanya, alya sedih karena sahabatnya ini tidak seberuntung dirinya yang memiliki kesempurnaan.
                “aku sekolah di slb dekat rumah ku di Bandung, keadaanku yang sekarang disebabkan karna penyakit yang menyerang mataku, awalnya aku sedih tapi semakin hari aku semakin menerima apa yang aku alami saat ini, dengan aku buta banyak pelajaran yang bisa aku dapat. Ibuku lebih perhatian terhadapku dan lebih penting lagi, aku tidak mempunyai rasa iri terhadap kecantikan atau kemewahan yang berusahan orang lain tunjukan kepadaku karna aku tidak bisa melihatnya,” Novi menjelaskan kepada sahabatnya apa yang dia alami saat ini.
                “aku bangga padamu nov, kamu bisa jadi dirimu sendiri tanpa perlu merasa iri kepada orang lain, bahkan dengan kondisimu yang seperti ini kamu tidak mengeluh,” Alya merasa bangga memiliki sahabat seperti Novi.
                “Al kecantikan dan kemewahan itu tidak perlu kita tunjukan dengan tujuan agar orang lain memperhatikan kita, cukup dengan menujukan prestasi yang kita punya orang lain juga pasti akan memperhatiakan kita, dan aku sudah buktikan itu. Pesan ku jadi diri sendiri jangan pergunakan mata kita untuk melihat hal-hal yang tidak bermanfaat,” Novi berusaha memberikan motivasi kepada Alya.
Malam harinya sepulang Novi dari rumahnya, Alya terus saja memikirkan kata-kata sahabtanya itu “jadilah diri sendiri,” Alya merasa apa yang ia lakukan untuk menjadi wanita terpoluler bahkan dengan tujuan ingin membalaskan rasa sakit hatinya kepada Rio bukanlah mecerminkan sikap dia yang sesungguhnya.
Pagi harinya disekolah Alya datang lebih pagi bahkan sebelum sahabatnya kinan datang.
“lohh alya kamu tumben datang lebih awal dan coba lihat ini alya yang aku kenal dulu, Alya yang berpenampilan sederhana,”  Kinan tersenyum dan merasa heran dengan perubahan temannya secara drastis.
“mulai sekarang aku akan menjadi alya yang dulu, alya yang berpenampilan sederhana alya yang selalu berprestasi disekolah dan alya yang akan selalu jadi teman terbaik kamu aku gak akan berusaha terlihat seperti orang lain lagi, aku gak mau punya sifat iri lagi dan aku ingin jadi diriku sendiri,”  alya berusaha menjelaskannya kepada kinan yang terlihat heran dengan perubahannya.
Alya kini telah menjadi alya yang seperti dahulu. Tidak ada lagi rasa dendam didalam dirinya, semangat Novi dalam menjalani hidup menerima semua kekurangan yang ia miliki membuat Alya menyadari atas sikapnya yang mulai berubah.